“ Saya hanya ingin menjadi orang yang berguna dan ingin
memberikan cinta walau sepotong bagi mereka diakhir hidup mereka” ungkap
Vinolia seorang transgender asal Yogyakarta ketika ditemui dikediamannya di
rumah singgah Kebaya Yogyakarta.
Rumah singgah Kebaya adalah rumah
yang dibangun oleh karena keprihatinan seorang transgender, terhadap
waria yang mengidap penyakit HIV AIDS dan didanai dari Swiss melalui Dinas
Sosial. Ia bekerjasama dengan seluruh rumah sakit di Yogyakarta, dinas sosial, dinas
kesehatan, Jamkesmas dan berbagai lembaga Vista, PKBI , Viktori, Sidi Betesda.
Vinolia bersama ODHA di Rumah Singgah Kebaya Yogyakarta Doc. FB Vinolia |
Motivasi awal membangun Rumah
Singgah Kebaya adalah adanya kasus pada tahun 2005-2006 angka kematian waria
meninggal hingga tujuh orang setiap bulan, hal ini diakibatkan karena hal
sepele yaitu kurang disiplin dalam mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter
ungkap pemilik nama lengkap Vinolia Wakijo.
Sejak awal berdirinya pada 8 Desember
2006, walau awalnya perawatan dikhususkan hanya untuk kaum waria namun kini
memperluas lingkaran dengan menerima semua masyarakat luas. “Jadi akhir-akhir
ini yang datang kesini bukan hanya waria namun datang juga dari masyarakat yang
mengidap penyakit HIV AIDS ungkap bungsu dari enam bersaudara ini.
Ketika ditemui di Rumah Singgah Kebaya Penulis berjumpa dengan beberapa pemuda yang sedang melakukan kunjungan kesana dan juga diberi kesempatan untuk mengunjungi beberapa pasien yang dirawat di bangsal Kebaya. Bunga dan SM (nama samaran) ketika ditemui di bangsal, terbaring lemah dan masing-masing mengakui bahwa mereka merasa nyaman dirawat di Kebaya dan mendapat perhatian khusus dari tim Rumah Singgah Kebaya baik secara medis maupun secara psikologis.
Penulis juga menemukan beberapa piagam
penghargaan yang dipajang diruang tamu yang diberi oleh pemerintah untuk rumah
singgah Kebaya. “ ini adalah salah satu bentuk dukungan penuh dari pemerintah
dan berbagai lembaga atas Rumah Singgah Kebaya Yogyakarta ini ungkap sosok yang
selalu menggunakan jilbab ini. “ harapan
saya kedepan agar Rumah Singgah ini terbuka bagi siapa saja dan membuat mereka
merasa nyaman ketika menjalani perawatan disini” imbuhnya lagi.
Jurnalis: Bernadetha
Comments
Post a Comment