Setiap hal yang tidak direfleksikan merupakan sesuatu yang tidak memiliki makna dalam sebuah kehidupan. Begitu kata pepatah filsuf kuno.
Tidak terasa satu semester telah saya lalui bersama dengan mata kuliah Produksi Multimedia. Multimedia, dekat dengan kita sebagai masyarakat sekaligus khalayak. Multimedia, dekat dengan semua orang sebagai konsumen konten jurnalistik.
Beberapa hal sudah saya pelajari dan saya peroleh melalui mata kuliah Produksi Multimedia selama kurang lebih satu semester ini adalah :
- Multimedia, salah satu peran dasar dari konten adalah multimedia atau perantara dengan beragam sarana. Dalam arti, saya diajarkan bahwa konten yang mudah dinikmati oleh khalayak adalah konten dengan basis audio, video, foto maupun tulisan yang tersaji dalam satu platform.
- Konten, cipta kreasi konten saya dapatkan ketika harus mengelola dan mencari konten dalam website maupun individu. Konten tersebut berupa podcast, photostory, videostory, maupun tulisan-tulisan melalui kompasiana. Setidaknya, konten yang saya buat melalui mata kuliah Produksi Multimedia memiliki bobot dibandingkan dengan konten-konten non-jurnalistik.
- Podcast, sarana informatif melalui jaringan suara saya pelajari manfaatnya. Hal ini juga menarik karena saya diajarkan untuk membuat sebuah informasi jurnalistik berbasis audio secara sederhana namun tetap memiliki bobot.
- Live Report, seperti televisi pada umumnya dalam menyiarkan berita, mata kuliah ini juga mengajak saya untuk menantang diri dalam penyampaian informasi secara live di titik yang jauh dari kampus. Kendati secara teknis saya sudah sedikit memahami, namun secara konten saya belajar banyak melalui mata kuliah Produksi Multimedia. Ditambah lagi dengan adanya narasumber atau pakar dalam reportase.
- Liputan, proses pengisian konten ternyata tidak mudah, saya harus mencari beberapa berita dan menantang diri untuk mencari berita yang tidak mudah dijangkau seperti liputan tentang masyarakat sekitar bandara NYIA maupun bencana longsor di Makam Raja Imogiri. Secara pribadi, mata kuliah ini menantang saya untuk menjadi seorang jurnalis investigasi.
- Editing, saya belajar editing di mata kuliah ini tidak hanya dalam hal editing video, namun juga bagaimana mengemas konten audio menjadi konten jurnalistik yang menarik. Proses editing juga saya terapkan dalam project UAS di mana proses tersebut membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Proses editing dilakukan untuk mengurangi resiko kecacatan dalam hal teknis selama pembuatan konten.
Kompetensi yang sudah saya miliki sejauh ini adalah bagaimana saya menciptakan konten berbasis audiovisual maupun foto dan tulisan. Secara teknis, saya memahami bagaimana proses dalam menciptakan konten. Dalam hal peliputan, pengalaman liputan selama memenuhi mata kuliah Produksi Multimedia cukup membuat saya memiliki kemampuan untuk menentukan angle dengan resiko buruk yang bisa saja terjadi. Dalam live report, saya bisa memberikan komando dan berkoordinasi dengan master control. Hal itu membutuhkan koordinasi yang baik supaya proses live report dapat berlangsung lancar. Kemampuan editing saya juga baik karena dapat mengemas konten secara informatif dan menarik, terlebih dalam hal editing konten berita dan project UAS. Podcast, saya mencoba membuat konten podcast yang sederhana dan mudah, kendati masih belajar, namun proses pembuatan konten podcast yang saya pelajari selama kuliah saya terapkan dengan teman-teman di luar konteks perkuliahan dengan perencanaan platform yang mudah dijangkau khalayak.
Umumnya, kompetensi yang saya dapatkan melalui mata kuliah Produksi Multimedia mencukupi setidaknya dalam taraf pemula sebagai content creator journalist.
Nilai yang saya dapatkan tergantung bagaimana dosen menilai. Saya berharap nilai yang saya peroleh menjadi cerminan bagaimana saya berproses dalam menciptakan konten, tidak hanya karena mata kuliah tapi juga kehidupan sehari-hari sebagai pencipta konten. Oleh karena itu, saya mengharapkan nilai A- untuk mata kuliah ini karena saya mampu untuk menerapkan kompetensi mata kuliah ini di dalam konten yang saya hasilkan secara pribadi atau kelompok sudah bagus kendati memiliki beberapa kekurangan.
Konten
Comments
Post a Comment